Minggu, 02 Oktober 2016

Be Humble



Be Humble (Rendah Hati)

Rendah Hati adalah suatu sikap yang tulus mengasihi orang lain tanpa memandang latar belakang apapun, menempatkan diri pada posisi dengan benar, memberikan rasa nyaman, memberikan nilai, berintegritas serta penguasaan diri dari berbagai bidang dan faktor yang dihadapi. 

Sikap orang rendah hati pada manusia tercemin seperti tumbuhan padi “Semakin berisi semakin merunduk”, tetapi sesungguhnya sikap rendah hati merupakan perbuatan Tuhan yang dicurahkan kepada kita yang percaya. Bagi manusia itu sangat sulit  diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari karena manusia hidup dalam dua unsur: Rohani dan Jasmani

Kebutuhan dari dua unsur tersebut selalu diperhadapkan dengan perbedaan yang saling mengorbankan satu dengan yang lain, tetapi seorang yang rendah hati mampu menyeimbangkan keadaan tersebut dari implementasi Salib. Dimana kebutuhan rohani menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah dilambangkan dengan hubungan vertikal, kebutuhan Jasmani menyangkut hubungan antar sesama manusia dilambangkan hubungan secara horizontal. 

Untuk menyatukan dua kebutuhan tersebut Allah mengutus kristus sebagai penuntun manusia untuk mengatur kedua kebutuhan tersebut (Yoh 3:16). Yesus mengajarkan kerajaan Allah kepada manusia dan juga mengajarkan bagaimana seharus nya interaksi sesama manusia dengan Cinta kasih. Untuk menyikapi Interaksi antar sesama manusia sikap rendah hati itu tercipta berdasarkan keteladanan terhadap Kristus.  Proses pembentukan pola sikap rendah hati terwujud dari proses implementasi buah buah roh, yang diajarkan oleh Kristus bagi kita.
Arti Dari Kesembilan Buah Roh

Setipa buah Roh yang terdapat di dalam Galatia 5:22-23 adalah sebuah aspek dari sifat-sifat Allah. Karena itu, sasaran Roh Kudus adalah mengahasilkan setiap buah Roh ini di dalam hidup kita sehingga sifat kita bisa seperti kebenaran Firman Tuhan. Panggilan kita adalah “menjadi serupa dengan gambaran-Nya” (Roma 8:29). Kesembilan sifat ini harus berkembang dalam hidup kita, untuk kita dapat bertumbuh dalam karakter dan sifat Ilahi yang sebenarnya.

Kasih  (Love)
Merupakan kekuatan untuk memdahulukan orang lain dan kekuatan untuk tidak mementingkan diri sendiri dan menanggung segala sesuatu. Tidak mementingkan diri sendiri disini dalam artian tidak mendominasi keadaan meskipun mumpuni, tetapi lebih memberikan kesempatan bagi orang untuk memberikan gagasan, ide dan pemikiran dalam hal memberi reaksi atau tidakan.

Sukacita (Joy)
Sukacita membersihkan dan menyembuhkan roh kita dari segala luka hati, dendam, dan depresi. Orang yang bersuka cita terpancar dari sikap rasa syukur atas pencapaian yang diperoleh, bukan terlebih oleh karena hasil, tetapi cara menikmati secara keseluruhan dalam langkah menuju pencapaian tujuan. Didalam suka cita mengandung emosi yang alami yang dipancarkan dalam bentuk rasa bahagia dan semangat.


Damai Sejahtera (Peace)
Merupakan kekuatan untuk merasa tenang ketika berada didalam badai kehidupan. Ia tidak digoyahkan oleh keragu-raguan, ketakutan, dan serangan musuh. Kedamaian akan berdiri teguh dengan sendirinya karena mengacu pada sebuah kebenaran dan keadilan.

Kesabaran (Patience)
Merupakan kekuatan untuk tidak menyerah melainkan menanggung segala kesukaran dan keadaan. Didalam menyikapi kesabaran butuh kekuatan yang besar, karena kesabaran itu selalu menuju pada proses penantian pencapain dalam waktu yang lama. Orang yang sabar selalu menaruh harapan ketika melakukannya langkah demi langkah dan tetes demi tetes. Kesabaran lebih juga mengacu pada proses pengujian diri dalam hal pencapaian.

Kemurahan (Kindness)
Ialah kekuatan untuk tidak bersikap kasar terhadap orang lain. Ini adalah perkembangan lebih lanjut dari hikmat. Kemurahan selalu mengedepankan kebersamaan dengan pola sentuhan hati terhadap berinteraksi. Menemukan sesuatu dan memberikan nya kembali dengan tidak mengagungkan diri atau harapan untuk balas jasa, tidak merasa hebat meskipun sesungguhnya begitu, tidak menghakimi sesama dengan perbuatan dosa, melainkan mengarahkannya.

Kebaikan (Goodness)
Merupakan kekuatan untuk melakukan apa yang benar secara moral. Ia mempertimbangkan apa yang selama-lamanya yang merupakan hal yang terbaik bagi orang lain. Kebaikan dilakukan untuk mengatur hubungan/sikap antar sesama untuk menjalin komunikasi maupun informasi. Kebaikan dilakukan supaya menerima dan diterima dalam ruang lingkup aktivitasnya. Orang yang baik selalu menaruh rasa empati dan simpati terhadap lingkungan sekitarnya.

Iman (Faithfulness)
Merupakan kekuatan untuk mengalahkan dunia, setan, adan ujian-ujian. Iman merupakan Pondasi dasar dalam membentuk karakter pola hidup manusia. Manusia diterima oleh karena Iman dan kasih karuni Tuhan
Kelemahlembutan (Gentleness)
Merupakan kekuatan untuk tidak membalas dendam, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Kelemah lembutan terkesan dengan sikap mengalah bukan berarti kalah, tetapi bagaimana memanusiakan manusia, memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya.


Penguasan Diri (Self Control)
Penguasaan Diri adalah kekuatan untuk tidak menuruti kehendak sendiri dan kekuatan untuk mengontrol nafsu makan dan perasaan yang berlebihan. Penguasaan diri dikendalikan oleh jati diri. Jika orang yang sudah menemukan jati diri ia akan mampu menempatkan diri pada situsi, konisi dan toleransi. Menemukan jati diri merupakan proses menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan dibarengi dengan mewujudkannya pada kehidupan sehari-hari yang boleh memberkati orang lain. Dengan pengendalian kita mempunyai hal-hal yang menyangkut prinsip yang teguh dan tidak mudah terusik oleh sikap dan niat jahat orang lain.

Pada umumnya sikap orang yang rendah hati terwujud dalam hal hal sebagai berikut: Mempertahankan hubungan dengan baik, Membuat keputusan yang sulit menjadi sederhana/mudah, Mendahulukan orang lain, Mendengarkan tanpa mendominasi setiap pembicaraan, Peduli dan berbagi terhadap sesama, Menerapkan sopan santun dalam hal tindakan dan wacana, Sapa, senyum dan memberikan salam.

Sebagai pedoman perbuatan rendah hati kita boleh memperhatikan kisah Nabi Ayub

Dalam Kitab (Ayub 2:7-9) diceritakan bahwa setelah iblis pergi dari hdapan Tuhan, Ayub terkena penyakit yang tidak wajar dari kepala hingga kaki. Ayub mengambil beling untuk menggaruk-garuk badannya, maka istrinya berkata, “Masih kah engkau dalam kesalehanmu?. Kutukilah Allahmu dan matilah..!!!”.


Tetapi hatinya tidak tergoyahkan, malah berkata kepada istrinya, Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”. Dengan kesalehan dan kerendahan hati Ayub maka Allah melimpahkan segala berkat berlipat ganda yang melimpah bagiNya. Ayub merupakan sosok pedoman dalam hal Rendah hati, sabar dalam kesesakan dan tetap berpegang teguh pada imanNya, harapannya semoga kita dapat mengambil nilai-nilai dari pola hidup dari kisah Ayub ini, Tuhan Yesus memberkati



Salam Penulis: Amdan Siallagan

Rabu, 14 September 2016

JANJI IMAN

Janji Iman

Istilah janji iman sebenarnya berasal dari kata Inggris Faith Promise Giving yang dipopulerkan oleh Oswald J. Smith (1889-1986). Ia adalah seorang pendeta beraliran fundamentalis yang sangat antusias mendukung misi penginjilan dunia. Pada awal pelayanannya, Pdt Smith terpesona oleh konsep penggalangan dana misi yang dikembangkan oleh A.B. Simpson (pendiri Kristen dan Missionary Alliance). Simpson ingin mengubah atau memajukan gereja yang pada mulanya hanya sekali-sekali mengadakan pengumpulan persembahan untuk biaya misi. Dengan menyebut idenya sebagai “Janji Iman,” maka Simpson ingin agar anggota jemaat berkomitmen memberikan persembahannya secara berkala baik mingguan maupun bulanan untuk dana penginjilan. Nah, konsep inilah yang diterapkan Oswald Smith di Peoples Church, gereja binaannya yang terletak di Kanada.

Apa makna Pemberian Janji Iman?
Janji iman adalah janji kita untuk setia di dalam memberikan harta kita untuk perkerjaan pelayanan.  Janji iman biasanya diberikan secara berkala untuk mendukung suatu pekerjaan pelayanan.
Globe International, sebuah organisasi penginjilan menyebutkan bahwa:
"Janji Iman adalah janji yang didasarkan pada iman seseorang untuk memberi persembahan kepada Allah. Dalam membuat Janji Iman, setiap orang percaya diajak untuk bertanya   kepada dirinya  di dalam iman kepada Allah,  berapakah selayaknya yang harus dipersembahkannya bagi pekerjaan Tuhan, dan kemudian berkomitmen mempersembahkannya sebagaimana Tuhan juga sudah menyediakan/ memberikan berkatNya kepadanya.
Langkah-langkah melakukan janji iman:
  1. Ketahui di bagian pelayanan mana (misi, pembangunan gereja, atau lainnya) Saudara akan menabur dengan berdoa memohon pimpinan Tuhan.
  2. Ukur keuangan Saudara, tentukan jumlah yang tepat untuk Saudara memberikan janji iman Saudara secara berkala (tiap tahun, bulan atau minggu).
  3. Taati komitmen Saudara untuk membayar janji iman sama seperti Saudara taat membayar berbagai tagihan rekening (telepon, listrik, air, Pajak dsb.).

Ketika membuat Janji Iman, setiap orang percaya tetap memandang kepada pemeliharaan Allah dan meng-imani bagaimana  Allah mencurahkan berkatNya untuk pekerjaanNya  melalui umat-Nya. Melalui Janji Iman ini setiap   orang percaya (kita) diajak untuk merenung dan bertanya pada diri kita masing-masing, "Berapa banyak berkat Tuhan, yang  kita imani  telah dicurahkan Tuhan untuk disalurkanNya  melalui kita?" Sumber: http://www.gme.org/giving-faithpromise.php. Artinya kita harus mengakui bahwa apa yang ada pada kita adalah milik Allah serta kepunyaanNya, Dialah sang Pemilik,  kita hanya alat yang dipercayakanNya untuk mengelola dan menyalurkannya

Janji iman merupakan sebuah program positif jika secara naif kita menerima bahwa tujuannya adalah melatih iman jemaat. Berbicara soal iman, setiap orang memiliki kapasitas imannya masing-masing. Setidaknya, setiap orang ingin memiliki iman yang besar walau beberapa dari mereka kesulitan dalam memilikinya.

Menurut saya, Iman merupakan sesuatu yang tidak diusahakan dengan cara coba-coba. Ada perbedaan antara iman dengan nekad. Iman memiliki dasar, sedangkan nekad merupakan tindakan mencobai Tuhan. Iman adalah  hasil dari hubungan yang intim dengan Pencipta. Tidak mungkin seseorang memiliki iman kepada Tuhan jika ia tidak memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.

Sebagai penutup saya menceritakan sebuah Kisah Seorang pedagang yang mempunyai Janji Iman untuk pelatihan dan pengembangan pelayanan di gereja, ia merupakan pengumpil hasil-hasil pertanian masyarakat. Pada suatu ketika sebelum musim panen ia menaikkan harga sebesar 50% dari standard pasar untuk setiap per kg hasil panen masyarakat dengan kuantitas minimal 1 ton hasil panen, dengan program ini masyarakat termotivasi untuk lebih giat mengurus lahan pertanian mereka untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hingga pada akhirnya musim panen mereka sangat diberkati dengan hasil panen yang mereka tuai. Pedagang tersebut membayarkan hasil panen mereka sesuai dengan janji yang ia sampaikan kepada masyarakat pada waktu musim panen tiba dan masyarakat merasa terberkati.
Pada waktu itu seorang petani melontarkan argumentnya, seperti biasanya setiap pembeli pasti memberikan penawaran dibawah harga untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, tetapi mengapa anda demikian memberikan penawaran diatas harga standard? Tanya petani, Jawab si pedagang: Ukuran kesuksesan itu adalah seberapa besar yang sudah kamu beri?, lalu si petani tersebut melamun dan mengevaluasi selama ia bertani baru kali ini ia memberikan perhatian dan perawatan yang lebih untuk setiap tanamannya dan baru kali ini ia mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Pedagang itu pun terberkati juga karena ia mendapatkan kerjasama dengan pihak perusahaan asing luar negri dengan nilai harga yang Fantastis.

Dari kisah ini kita dapat mengutip bahwa Tuhan melindungi segala pemberian yang telah kita sampaikan kepadaNya, jika kita taat akan Janji iman yang kita lakukan maka Ia akan membukakan hikmat yang lebih besar untuk menjadi berkat. (Input-Process-Output-Overcome-Bless)

Penulis : Amdan Siallagan





Kamis, 04 Agustus 2016

Freedom


Freedom / kebebasan / kemerdekaan merupakan wujud dari kedisiplinan dalam tindakan benar, atau dalam artian jika Anda dalam posisi benar, Anda akan merasakannya "

























































Kamis, 14 Juli 2016

Tata Ibadah Minggu




 


TATA IBADAH VARIATIF

HKBP LUBUK BAJA &
POS PELAYANAN MUKA KUNING


 
















MEMILIH BAGIAN YANG TERBAIK

Minggu, 17 JULI 2016

1.    Panggilan Beribadah
L   : Selamat berjumpa kembali di dalam kasih Tuhan. Juga Selamat Hari Minggu bagi kita semua. Puji syukur kepada Tuhan yang telah menghantar kita untuk memasuki Minggu ini dengan berlimpah berkat dan anugerahNya. Jemaat yang dikasihi Tuhan, marilah kita saling memberi salam kepada yang duduk di sebelah kanan dan kiri kita sambil mengucapkan selamat hari Minggu. Sungguh betapa baiknya Tuhan yang telah mempersatukan kita.

J    : (Menyanyikan) “Betapa baiknya Engkau Tuhan”
       Betapa baiknya Engkau Tuhan
       KasihMu tiada berkesudahan
       Betapa Mulia KasihMu Yesus
       Jiwaku diselamatkan
       Hosana, kumemuji tuhan
       Hosana, Kutinggikan Yesus
       Hosana, Hosana, Hosana

L   : Kita akan memulai ibadah ini, berdoalah kepada Tuhan, dan mintalah Roh Kudus memenuhi hatiMu, supaya hatimu tentram beribadah kepada Tuhan.
                   --------doa pribadi diiringi instrument “NR. Come In To My Heart”---------

L   : Tuhanlah yang menjaga hatimu, sebab hanya dekat kasih Bapa, jiwa kita tent’ram. Kita bernyanyi sambil bangkit berdiri.

 J   : (menyanyikan)  KJ. 64 : 1 - 3                       “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan”
*       Bila kulihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh kudengar,
 ya Tuhanku, tak putus aku heran melihat ciptaanMu yang besar.
 Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”

*       Ya Tuhanku, pabila kurenungkan pemberianMu dalam Penebus,
‘ku tertegun: bagiku dicurahkan oleh PutraMu darahNya kudus.
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
-------------------------musik-------------------------
--berdiri--
*       Pabila nanti Kristus memanggilku, sukacita amatlah besar,           
kar’na terkabullah yang kurindukan: melihat Dikau, Tuhanku akbar.
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”

2.      Votum - Introitus - Doa
L   :    Dengan kasih dari Allah Bapa, kasih karunia dari Yesus Kristus dan urapan Roh Kudus, kita memasuki ibadah ini, Amin. Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa.
J    :    Bangunlah hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!
L   :    Aku mau bersyukur kepadaMu di antara bangsa-bangsa ya Tuhan, aku mau bermazmur bagiMu di antara suku-suku bangsa. Haleluya 
J    :    (menyanyikan)  Haleluya, Haleluya, Haleluya
L   :    Marilah kita berdoa :
          Ya Tuhan Allah, Bapa kami yang Maha Pengasih! Kami berterimakasih kepadaMu karena Engkau memanggil kami ke dalam pengharapan yang kekal. Karuniakanlah kepada kami Roh Kudus, supaya kami kuat dalam perlawanan mengalahkan keinginan-keinginan duniawi, dan supaya kami mencari hal-hal yang ada di surga. Kuatkanlah kami mengalahkan segala kuat kuasa kegelapan yang sanggup menghalangi perjalanan kami menuju kebahagiaan yang kekal. Teguhkanlah iman dan pengharapan kami, dan tumbuhkanlah dalam diri kami penguasaan diri, supaya kami menang pada akhirnya, pada saat dimana kami akan menerima mahkota kemuliaan, karena AnakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
                                                                                  --duduk--
3.      Bernyanyi NR.     “Bagaikan Bejana”
*         Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditangan-Mu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan ku alat dalam rumah-Mu
Inilah hidupku di tangan-Mu
Bentuklah s'turut kehendak-Mu
Pakailah sesuai rencana-Mu
Ku mau s'perti-Mu Yesus
Disempurnakan selalu
Dalam segenap jalanku
Memuliakan nama-Mu

4.      Hukum  Taurat      
L     : Saudara-saudara yang kekasih, dengarkanlah Titah I – II dari Hukum Taurat. “Titah Pertama Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada allah lain, kecuali Aku.
          Titah Kedua Jangan perbuat bagimu patung yang menyerupai apapun, yang ada di langit, atau yang ada di bumi, atau yang ada di dalam air untuk disembah atau bertakwa kepadanya.” Demikianlah Hukum Tuhan, mintalah kekuatan kepada Tuhan.
L+J : Ya Tuhan Allah, kuatkanlah kami melakukan yang sesuai dengan hukumMu. Amin

5.      Bernyanyi  KJ. 426 : 1 - 2  “Kita Harus Membawa Berita
*         Kita harus membawa berita pada dunia dalam gelap
tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap
dan damai yang menetap.
Karna g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi siang t’rang.
Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang.
*         Kita harus menyanyikan gita melembutkan hati keras,                        --berdiri--
supaya senjata Iblis remuk dan seg’ra lepas,
remuk dan seg’ra lepas.
Karna g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi siang t’rang.
Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang.

6.    Doa Pengakuan dan Pengampunan Dosa
L   :    Saudara-saudara yang kekasih, sesungguhnya jika kita melihat perbuatan-perbuatan kita dalam hidup ini, tidak layak bagi kita menghampiri pelataran Tuhan. Karena itu, pelanggaran-pelanggaran kita dalam satu minggu ini, biarlah kita utarakan di hadapan Tuhan yang Maha Pengasih. Karena Tuhan yang Maha Tahu mengenal dan melihat segala perbuatanmu.
~~~doa pribadi diiringi instrument NR “Selidiki Aku” ~~~
L   :    Ya Bapa Tuhan kami yang di surga. Engkau Mahakasih dan benar. BerkatMu melimpah dan kekal selama-lamanya. Kasihanilah kami ya Tuhan. Lupakanlah segala kejahatan dan dosa kami. Kami sering berbuat dosa terhadap Engkau dan membangkitkan amarahMu karena kami sering melanggar hukumMu.
J    :    Menyanyikan reff : “Selidiki aku”
*         T’lah kulihat kebaikanMu yang tak pernah habis dihidupku
Kuberjuang sampai akhirnya, Kau dapati aku tetap setia
L   :    Limpahkanlah kasih sayangMu kepada kami, dan berkatilah kami dengan pertolonganMu. Ya Tuhan Allah sumber kebahagiaan kami, ampunilah segala dosa dan pelanggaran kami di dalam AnakMu Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kami. 
J    :    Menyanyikan NR “Tuhan Ampunilah Dosaku”
*         Tuhan ampunilah dosaku, Tuhan berikanlah rahmatMu
Tuhan tunjukkanlah jalanku, Didalam jalan hidupku yang tersesat
Jauhkan penderitaan ini, jauhkan sgala godaan ini
Didalam liku liku hidupku, yang penuh noda dan dosa

L   :    Marilah kita mendengar janji Tuhan atas pengampunan dosa. Demikianlah Firman Tuhan: Demi Aku yang hidup, demikian Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi.
J    :    Amin.                                                                                                                 --D u d u k--

7.    Bernyanyi NR “Kita Dipilih”
*         Kita dipilih dari s'gala bangsa
Kita dipilih jadi umat-nya
Kita dipilih dan dikuduskan-nya
Membawa kemuliaan hanya bagi-nya
Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah kami, pujian kami
Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah dan pujian kami
8.    Pembacaan  Epistel 
L   : Saudara-saudara yang kekasih! Marilah kita membaca secara responsoria Firman Tuhan yang ditetapkan untuk hari Minggu ini, yang tertulis dalam Kejadian 18 : 1 - 10a.
       Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
J    : Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
L   : serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
J    : Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
L   : biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu."
J    : Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
L   : Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.
J    : Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
L   : Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."
J    : Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."
L   : Demikian pembacaan Firman Tuhan. Berbahagialah orang yang mendengar Firman Allah serta memeliharanya. Amin.
    
9.    Bernyanyi  NR. “BejanaMu”
*         Kekuatan di jiwaku, ketenangan batinku
ada dalam hadirat-Mu, ku menyembah-Mu
Tersungkur ku di kaki-Mu, rasakan hadirat-Mu
tak ‘kan ku melepaskan-Mu, Kau cahaya bagiku
Mengiring-Mu seumur hidupku, masuk dalam rencana-Mu Bapa
pikiranku, kehendakku, kuserahkan pada-Mu
harapanku hanya di dalam-Mu, ku ‘kan teguh bersama-Mu Tuhan
jadikanku bejana-Mu untuk memuliakan-Mu                --berdiri--
                 
10.  Pengakuan Iman Rasuli                                                                                 
L   : Marilah kita bersama-sama mengaku iman kepercayaan kita, sebagaimana teman-teman seiman di seluruh dunia. Kita bersama-sama mengucapkanNya:
J    : Aku percaya………dst…                                                 ---duduk---

11.  Warta Jemaat  dan  Doa Syafaat

12.  Bernyanyi  KJ. 440 : 1…   “Di Badai Topan Dunia”    (Persembahan  I a + I b)
*         Di badai topan dunia Tuhanlah Perlindunganmu
kendati goncang semesta, Tuhanlah Perlindunganmu!
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
*         Baik siang maupun malam g’lap, Tuhanlah Perlindunganmu
niscaya takutmu lenyap, Tuhanlah perlindunganmu!
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
*         Dan biar badai menyerang, Tuhanlah Perlindunganmu
padaNya kau tetap tent’ram, Tuhanlah Perlindunganmu!
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.

13.  KHOTBAH : LUKAS 10 : 38 - 42



14.  BERNYANYI  NKB NO. 164          “KIDUNG YANG MERDU DI HATIKU
(Persembahan II)
*          Kidung yang merdu di hatiku
Yesus membisikkannya.
“Jangan takut, ‘Ku bersamamu
dalam kancah dunia.”
Refrein:
Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku. 

*       Nada-nada sumbang dan sendu
disebabkan dosaku;
Yesus sudah menggantikannya
jadi kidung yang merdu. 
*       Riang atas limpah rahmatNya,
dalam kasihNya teduh,
sambil t’rus memandang wajahNya
‘ku nyanyikan kidungku.

15.   DOA PERSEMBAHAN - BAPA KAMI - BERKAT

16.  WL : (MEMIMPIN NYANYIAN PENGHANTAR PULANG)    
WL    : Saudara-saudara yang kekasih, Ibadah kita telah usai. Sebelum kita pulang, marilah saling berjabat tangan dan kita menyanyikan : “KITA DIPILIH”

*         Kita dipilih dari s'gala bangsa
Kita dipilih jadi umat-nya
Kita dipilih dan dikuduskan-nya
Membawa kemuliaan hanya bagi-nya

Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah kami, pujian kami
Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah dan pujian kami



– SELAMAT HARI MINGGU –