Rabu, 14 September 2016

JANJI IMAN

Janji Iman

Istilah janji iman sebenarnya berasal dari kata Inggris Faith Promise Giving yang dipopulerkan oleh Oswald J. Smith (1889-1986). Ia adalah seorang pendeta beraliran fundamentalis yang sangat antusias mendukung misi penginjilan dunia. Pada awal pelayanannya, Pdt Smith terpesona oleh konsep penggalangan dana misi yang dikembangkan oleh A.B. Simpson (pendiri Kristen dan Missionary Alliance). Simpson ingin mengubah atau memajukan gereja yang pada mulanya hanya sekali-sekali mengadakan pengumpulan persembahan untuk biaya misi. Dengan menyebut idenya sebagai “Janji Iman,” maka Simpson ingin agar anggota jemaat berkomitmen memberikan persembahannya secara berkala baik mingguan maupun bulanan untuk dana penginjilan. Nah, konsep inilah yang diterapkan Oswald Smith di Peoples Church, gereja binaannya yang terletak di Kanada.

Apa makna Pemberian Janji Iman?
Janji iman adalah janji kita untuk setia di dalam memberikan harta kita untuk perkerjaan pelayanan.  Janji iman biasanya diberikan secara berkala untuk mendukung suatu pekerjaan pelayanan.
Globe International, sebuah organisasi penginjilan menyebutkan bahwa:
"Janji Iman adalah janji yang didasarkan pada iman seseorang untuk memberi persembahan kepada Allah. Dalam membuat Janji Iman, setiap orang percaya diajak untuk bertanya   kepada dirinya  di dalam iman kepada Allah,  berapakah selayaknya yang harus dipersembahkannya bagi pekerjaan Tuhan, dan kemudian berkomitmen mempersembahkannya sebagaimana Tuhan juga sudah menyediakan/ memberikan berkatNya kepadanya.
Langkah-langkah melakukan janji iman:
  1. Ketahui di bagian pelayanan mana (misi, pembangunan gereja, atau lainnya) Saudara akan menabur dengan berdoa memohon pimpinan Tuhan.
  2. Ukur keuangan Saudara, tentukan jumlah yang tepat untuk Saudara memberikan janji iman Saudara secara berkala (tiap tahun, bulan atau minggu).
  3. Taati komitmen Saudara untuk membayar janji iman sama seperti Saudara taat membayar berbagai tagihan rekening (telepon, listrik, air, Pajak dsb.).

Ketika membuat Janji Iman, setiap orang percaya tetap memandang kepada pemeliharaan Allah dan meng-imani bagaimana  Allah mencurahkan berkatNya untuk pekerjaanNya  melalui umat-Nya. Melalui Janji Iman ini setiap   orang percaya (kita) diajak untuk merenung dan bertanya pada diri kita masing-masing, "Berapa banyak berkat Tuhan, yang  kita imani  telah dicurahkan Tuhan untuk disalurkanNya  melalui kita?" Sumber: http://www.gme.org/giving-faithpromise.php. Artinya kita harus mengakui bahwa apa yang ada pada kita adalah milik Allah serta kepunyaanNya, Dialah sang Pemilik,  kita hanya alat yang dipercayakanNya untuk mengelola dan menyalurkannya

Janji iman merupakan sebuah program positif jika secara naif kita menerima bahwa tujuannya adalah melatih iman jemaat. Berbicara soal iman, setiap orang memiliki kapasitas imannya masing-masing. Setidaknya, setiap orang ingin memiliki iman yang besar walau beberapa dari mereka kesulitan dalam memilikinya.

Menurut saya, Iman merupakan sesuatu yang tidak diusahakan dengan cara coba-coba. Ada perbedaan antara iman dengan nekad. Iman memiliki dasar, sedangkan nekad merupakan tindakan mencobai Tuhan. Iman adalah  hasil dari hubungan yang intim dengan Pencipta. Tidak mungkin seseorang memiliki iman kepada Tuhan jika ia tidak memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.

Sebagai penutup saya menceritakan sebuah Kisah Seorang pedagang yang mempunyai Janji Iman untuk pelatihan dan pengembangan pelayanan di gereja, ia merupakan pengumpil hasil-hasil pertanian masyarakat. Pada suatu ketika sebelum musim panen ia menaikkan harga sebesar 50% dari standard pasar untuk setiap per kg hasil panen masyarakat dengan kuantitas minimal 1 ton hasil panen, dengan program ini masyarakat termotivasi untuk lebih giat mengurus lahan pertanian mereka untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hingga pada akhirnya musim panen mereka sangat diberkati dengan hasil panen yang mereka tuai. Pedagang tersebut membayarkan hasil panen mereka sesuai dengan janji yang ia sampaikan kepada masyarakat pada waktu musim panen tiba dan masyarakat merasa terberkati.
Pada waktu itu seorang petani melontarkan argumentnya, seperti biasanya setiap pembeli pasti memberikan penawaran dibawah harga untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, tetapi mengapa anda demikian memberikan penawaran diatas harga standard? Tanya petani, Jawab si pedagang: Ukuran kesuksesan itu adalah seberapa besar yang sudah kamu beri?, lalu si petani tersebut melamun dan mengevaluasi selama ia bertani baru kali ini ia memberikan perhatian dan perawatan yang lebih untuk setiap tanamannya dan baru kali ini ia mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Pedagang itu pun terberkati juga karena ia mendapatkan kerjasama dengan pihak perusahaan asing luar negri dengan nilai harga yang Fantastis.

Dari kisah ini kita dapat mengutip bahwa Tuhan melindungi segala pemberian yang telah kita sampaikan kepadaNya, jika kita taat akan Janji iman yang kita lakukan maka Ia akan membukakan hikmat yang lebih besar untuk menjadi berkat. (Input-Process-Output-Overcome-Bless)

Penulis : Amdan Siallagan