Kamis, 14 Juli 2016

Tata Ibadah Minggu




 


TATA IBADAH VARIATIF

HKBP LUBUK BAJA &
POS PELAYANAN MUKA KUNING


 
















MEMILIH BAGIAN YANG TERBAIK

Minggu, 17 JULI 2016

1.    Panggilan Beribadah
L   : Selamat berjumpa kembali di dalam kasih Tuhan. Juga Selamat Hari Minggu bagi kita semua. Puji syukur kepada Tuhan yang telah menghantar kita untuk memasuki Minggu ini dengan berlimpah berkat dan anugerahNya. Jemaat yang dikasihi Tuhan, marilah kita saling memberi salam kepada yang duduk di sebelah kanan dan kiri kita sambil mengucapkan selamat hari Minggu. Sungguh betapa baiknya Tuhan yang telah mempersatukan kita.

J    : (Menyanyikan) “Betapa baiknya Engkau Tuhan”
       Betapa baiknya Engkau Tuhan
       KasihMu tiada berkesudahan
       Betapa Mulia KasihMu Yesus
       Jiwaku diselamatkan
       Hosana, kumemuji tuhan
       Hosana, Kutinggikan Yesus
       Hosana, Hosana, Hosana

L   : Kita akan memulai ibadah ini, berdoalah kepada Tuhan, dan mintalah Roh Kudus memenuhi hatiMu, supaya hatimu tentram beribadah kepada Tuhan.
                   --------doa pribadi diiringi instrument “NR. Come In To My Heart”---------

L   : Tuhanlah yang menjaga hatimu, sebab hanya dekat kasih Bapa, jiwa kita tent’ram. Kita bernyanyi sambil bangkit berdiri.

 J   : (menyanyikan)  KJ. 64 : 1 - 3                       “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan”
*       Bila kulihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh kudengar,
 ya Tuhanku, tak putus aku heran melihat ciptaanMu yang besar.
 Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”

*       Ya Tuhanku, pabila kurenungkan pemberianMu dalam Penebus,
‘ku tertegun: bagiku dicurahkan oleh PutraMu darahNya kudus.
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
-------------------------musik-------------------------
--berdiri--
*       Pabila nanti Kristus memanggilku, sukacita amatlah besar,           
kar’na terkabullah yang kurindukan: melihat Dikau, Tuhanku akbar.
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memujiMu: “Sungguh besar Kau, Allahku!”

2.      Votum - Introitus - Doa
L   :    Dengan kasih dari Allah Bapa, kasih karunia dari Yesus Kristus dan urapan Roh Kudus, kita memasuki ibadah ini, Amin. Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa.
J    :    Bangunlah hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!
L   :    Aku mau bersyukur kepadaMu di antara bangsa-bangsa ya Tuhan, aku mau bermazmur bagiMu di antara suku-suku bangsa. Haleluya 
J    :    (menyanyikan)  Haleluya, Haleluya, Haleluya
L   :    Marilah kita berdoa :
          Ya Tuhan Allah, Bapa kami yang Maha Pengasih! Kami berterimakasih kepadaMu karena Engkau memanggil kami ke dalam pengharapan yang kekal. Karuniakanlah kepada kami Roh Kudus, supaya kami kuat dalam perlawanan mengalahkan keinginan-keinginan duniawi, dan supaya kami mencari hal-hal yang ada di surga. Kuatkanlah kami mengalahkan segala kuat kuasa kegelapan yang sanggup menghalangi perjalanan kami menuju kebahagiaan yang kekal. Teguhkanlah iman dan pengharapan kami, dan tumbuhkanlah dalam diri kami penguasaan diri, supaya kami menang pada akhirnya, pada saat dimana kami akan menerima mahkota kemuliaan, karena AnakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
                                                                                  --duduk--
3.      Bernyanyi NR.     “Bagaikan Bejana”
*         Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditangan-Mu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan ku alat dalam rumah-Mu
Inilah hidupku di tangan-Mu
Bentuklah s'turut kehendak-Mu
Pakailah sesuai rencana-Mu
Ku mau s'perti-Mu Yesus
Disempurnakan selalu
Dalam segenap jalanku
Memuliakan nama-Mu

4.      Hukum  Taurat      
L     : Saudara-saudara yang kekasih, dengarkanlah Titah I – II dari Hukum Taurat. “Titah Pertama Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada allah lain, kecuali Aku.
          Titah Kedua Jangan perbuat bagimu patung yang menyerupai apapun, yang ada di langit, atau yang ada di bumi, atau yang ada di dalam air untuk disembah atau bertakwa kepadanya.” Demikianlah Hukum Tuhan, mintalah kekuatan kepada Tuhan.
L+J : Ya Tuhan Allah, kuatkanlah kami melakukan yang sesuai dengan hukumMu. Amin

5.      Bernyanyi  KJ. 426 : 1 - 2  “Kita Harus Membawa Berita
*         Kita harus membawa berita pada dunia dalam gelap
tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap
dan damai yang menetap.
Karna g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi siang t’rang.
Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang.
*         Kita harus menyanyikan gita melembutkan hati keras,                        --berdiri--
supaya senjata Iblis remuk dan seg’ra lepas,
remuk dan seg’ra lepas.
Karna g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi siang t’rang.
Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang.

6.    Doa Pengakuan dan Pengampunan Dosa
L   :    Saudara-saudara yang kekasih, sesungguhnya jika kita melihat perbuatan-perbuatan kita dalam hidup ini, tidak layak bagi kita menghampiri pelataran Tuhan. Karena itu, pelanggaran-pelanggaran kita dalam satu minggu ini, biarlah kita utarakan di hadapan Tuhan yang Maha Pengasih. Karena Tuhan yang Maha Tahu mengenal dan melihat segala perbuatanmu.
~~~doa pribadi diiringi instrument NR “Selidiki Aku” ~~~
L   :    Ya Bapa Tuhan kami yang di surga. Engkau Mahakasih dan benar. BerkatMu melimpah dan kekal selama-lamanya. Kasihanilah kami ya Tuhan. Lupakanlah segala kejahatan dan dosa kami. Kami sering berbuat dosa terhadap Engkau dan membangkitkan amarahMu karena kami sering melanggar hukumMu.
J    :    Menyanyikan reff : “Selidiki aku”
*         T’lah kulihat kebaikanMu yang tak pernah habis dihidupku
Kuberjuang sampai akhirnya, Kau dapati aku tetap setia
L   :    Limpahkanlah kasih sayangMu kepada kami, dan berkatilah kami dengan pertolonganMu. Ya Tuhan Allah sumber kebahagiaan kami, ampunilah segala dosa dan pelanggaran kami di dalam AnakMu Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kami. 
J    :    Menyanyikan NR “Tuhan Ampunilah Dosaku”
*         Tuhan ampunilah dosaku, Tuhan berikanlah rahmatMu
Tuhan tunjukkanlah jalanku, Didalam jalan hidupku yang tersesat
Jauhkan penderitaan ini, jauhkan sgala godaan ini
Didalam liku liku hidupku, yang penuh noda dan dosa

L   :    Marilah kita mendengar janji Tuhan atas pengampunan dosa. Demikianlah Firman Tuhan: Demi Aku yang hidup, demikian Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi.
J    :    Amin.                                                                                                                 --D u d u k--

7.    Bernyanyi NR “Kita Dipilih”
*         Kita dipilih dari s'gala bangsa
Kita dipilih jadi umat-nya
Kita dipilih dan dikuduskan-nya
Membawa kemuliaan hanya bagi-nya
Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah kami, pujian kami
Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah dan pujian kami
8.    Pembacaan  Epistel 
L   : Saudara-saudara yang kekasih! Marilah kita membaca secara responsoria Firman Tuhan yang ditetapkan untuk hari Minggu ini, yang tertulis dalam Kejadian 18 : 1 - 10a.
       Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
J    : Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
L   : serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
J    : Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
L   : biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu."
J    : Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
L   : Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.
J    : Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
L   : Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."
J    : Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."
L   : Demikian pembacaan Firman Tuhan. Berbahagialah orang yang mendengar Firman Allah serta memeliharanya. Amin.
    
9.    Bernyanyi  NR. “BejanaMu”
*         Kekuatan di jiwaku, ketenangan batinku
ada dalam hadirat-Mu, ku menyembah-Mu
Tersungkur ku di kaki-Mu, rasakan hadirat-Mu
tak ‘kan ku melepaskan-Mu, Kau cahaya bagiku
Mengiring-Mu seumur hidupku, masuk dalam rencana-Mu Bapa
pikiranku, kehendakku, kuserahkan pada-Mu
harapanku hanya di dalam-Mu, ku ‘kan teguh bersama-Mu Tuhan
jadikanku bejana-Mu untuk memuliakan-Mu                --berdiri--
                 
10.  Pengakuan Iman Rasuli                                                                                 
L   : Marilah kita bersama-sama mengaku iman kepercayaan kita, sebagaimana teman-teman seiman di seluruh dunia. Kita bersama-sama mengucapkanNya:
J    : Aku percaya………dst…                                                 ---duduk---

11.  Warta Jemaat  dan  Doa Syafaat

12.  Bernyanyi  KJ. 440 : 1…   “Di Badai Topan Dunia”    (Persembahan  I a + I b)
*         Di badai topan dunia Tuhanlah Perlindunganmu
kendati goncang semesta, Tuhanlah Perlindunganmu!
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
*         Baik siang maupun malam g’lap, Tuhanlah Perlindunganmu
niscaya takutmu lenyap, Tuhanlah perlindunganmu!
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
*         Dan biar badai menyerang, Tuhanlah Perlindunganmu
padaNya kau tetap tent’ram, Tuhanlah Perlindunganmu!
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.

13.  KHOTBAH : LUKAS 10 : 38 - 42



14.  BERNYANYI  NKB NO. 164          “KIDUNG YANG MERDU DI HATIKU
(Persembahan II)
*          Kidung yang merdu di hatiku
Yesus membisikkannya.
“Jangan takut, ‘Ku bersamamu
dalam kancah dunia.”
Refrein:
Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku. 

*       Nada-nada sumbang dan sendu
disebabkan dosaku;
Yesus sudah menggantikannya
jadi kidung yang merdu. 
*       Riang atas limpah rahmatNya,
dalam kasihNya teduh,
sambil t’rus memandang wajahNya
‘ku nyanyikan kidungku.

15.   DOA PERSEMBAHAN - BAPA KAMI - BERKAT

16.  WL : (MEMIMPIN NYANYIAN PENGHANTAR PULANG)    
WL    : Saudara-saudara yang kekasih, Ibadah kita telah usai. Sebelum kita pulang, marilah saling berjabat tangan dan kita menyanyikan : “KITA DIPILIH”

*         Kita dipilih dari s'gala bangsa
Kita dipilih jadi umat-nya
Kita dipilih dan dikuduskan-nya
Membawa kemuliaan hanya bagi-nya

Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah kami, pujian kami
Terimalah kemuliaan dan hormat kami
Terimalah sembah dan pujian kami



– SELAMAT HARI MINGGU –

Selasa, 12 Juli 2016

Penjala Manusia

Penjala Manusia adalah sebuah sebutan yang disematkan sekaligus panggilan yang diberikan kepada murid-murid ketika murid-muridnya mengerjakan aktivitas sehari-hari (baca Lukas 5:1-11, Matius 4:18-22, Markus 1:16-20). Di dalam peristiwa ini kira dapat melihat bagaimana Allah menegaskan kepada murid-muridNya bahwa panggilan menjadi Penjala Manusia akan menjadi panggilan se umur hidup bagi meraka. “Penjala Manusia” adalah sebuah sebutan lain untuk Penginjilan.
A.   Penjala Manusia atau “Penginjilan” menjadi tugas siapa?
Adalah salah jika mengatakan bahwa tugas pemberitaan Injil merupakan tugas orang-orang tertentu saja (pendeta, majelis, penginjil, komisi PI, dll).  Alkitab dengan jelas memberitahukan kepada kita bahwa pemberitaan Injil merupakan tugas semua orang yang percaya kepada Kristus.
1.    Semua orang percaya adalah ‘garam dan terang dunia’ (Mat. 5:13-16).
2.    Kita adalah saksi Kristus (Kis. 1:8)
3.    Kita adalah orang-orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan dosa supaya memberitakan karya Allah yang besar   melalui Kristus (1 Ptr. 2:9)
4.    Perintah langsung Tuhan Yesus kepada murid-muridNya (Mat. 28:18-20).
B.   Syarat-Syarat Kepribadian seorang penginjil
Kebenaran Injil dan kepribadian penginjil merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Meski pemberitaan Injil menjadi tanggung jawab semua orang percaya, namun Alkitab telah memberitahukan kepada kita, bahwa Allah memakai orang-orang khusus untuk menyampaikan firman-Nya. Dalam Perjanjian Lama, kita melihat bahwa para nabi sering dipakai Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat pilihan-Nya. Demikian pula dalam Perjanjian Baru, ada utusan-utusan khusus yang dipakai untuk menyampaikan pesan Allah (2Kor. 5:19-20). Karena itu perlu mempertimbangkan syarat-syarat kepribadian jika seseorang ingin ikut serta dalam pekerjaan-Nya, yaitu:
1.   Mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi.
      Kita tidak mungkin dapat membawa orang lain kepada Yesus Kristus, jika kita sendiri belum mengenal dan menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi.  Prinsip ini nampak jelas dalam kehidupan para rasul (Yoh. 15:27; Kis. 22:12-15; 1Yoh. 1:1-3).
2.   Memiliki keyakinan kepastian akan keselamatan kekal.
Allah menginginkan kita untuk memiliki keyakinan akan kehidupan kekal di dalam Kristus (1Yoh. 5:13).  Seseorang tidak akan mungkin bisa mempercayai apa yang kita beritakan, jika kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita katakan.  Jadi, kita harus terlebih dahulu memiliki keyakinan akan kepastian hidup yang kekal itu.
3.   Memiliki tujuan hidup yang seperti kehendak Allah (Rm. 11:36; Kis. 4:29-32).
4.   Rela berkorban demi kehendak Allah berlaku dalam hidupnya (Rm. 5:1-11).
5.   Mengasihi Allah dan Firman-Nya (Yoh. 13:14-17, 34-35).
6.   Siap melayani Tuhan dalam segala kondisi (2Tim. 4:1-5).
7.   Mempercayai Allah untuk keberhasilan pelaksanaan pelayanan-Nya (Yoh. 15:6;Neh. 2:20).
8.   Siap bekerja sama dengan semua orang (1Kor. 3:6-9; Rm. 8:28; Pkh. 4:9-12).
9.   Mengasihi sesama dalam kata dan perbuatan (Rm. 12:9-21).
10. Mampu bertahan dan menang terhadap dosa dan godaan (Ayb. 28:28; Rm. 6:22; 7:21-26).
11. Mendisiplin dirinya untuk hidup saleh dan takut akan Allah (1 Kor. 9:24-27; 2 Tim. 2:1-13).
12. Memiliki keberanian karena sesungguhnya ia dipimpin oleh Roh Kudus (2 Tim. 1:7-12; Kis. 1:8; Rm. 8:16).
C.   Mengapa Kita Memberitakan Injil
1.     Keadaan manusia yang belum percaya kepada Yesus.
Manusia berkeadaan mati di dalam dosa (Ef. 2:1).  Dalam Yesaya 59:2, dosa itu telah menceraiberaikan manusia dari pada Allah, atau terpisah dengan Allah yang adalah sumber kehidupan satu-satunya.  Dan karena dosa itu, semua orang berada di bawah hukuman Allah (Rm. 3:9-23; 6:23).



2.    Beberapa sifat dan sikap manusia.
a. Orang berdosa gemar melakukan yang jahat. Mereka memberontak, melanggar setiap pernyataan dan kehendak Allah; malah mereka demikian bermusuhan dengan Allah, sehingga sering membenci orang- orang yang memihak pada Yesus (Ef. 2:1-3; Mat. 10:16-24; Yoh. 15:18-21).
b. Mereka belum mempunyai pancaindera rohani. Mereka tidak dapat melihat ataupun mengerti perkara-perkara rohani (Yohanes 3:3, 1Korintus 2:14) sehingga Injil Yesus merupakan suatu kebodohan kepadanya (1Korintus 1:23). Si Iblis telah turut terlibat dalam hal ini membuat pemikiran mereka lebih kacau lagi (2Korintus 4:4), tetapi manusia tetap menganggap dirinya cerdas (Roma 1:22). Karena mereka memiliki hati yang bejat dan kehendak yang telah menyeleweng, orang-orang berdosa lebih menyukai kegelapan tersebut; bahkan menikmatinya sehingga mereka sering menolak sumber terang yang satu-satunya itu, yakni Yesus Kristus (Yohanes 1:4-5, 1:9-11; 3:19-21).
c. Sia-sialah segala usaha, amal dan kebenaran dirinya. Semua jalan keagamaan yang ditempuhnya ternyata buntu (Efesus 2:8,9, Roma 3:20). Sama seperti nenek moyang kita telah menukarkan Allah yang benar dengan patung-patung berhala buatan tangannya (Roma 1:23), orang-orang berdosa sibuk menciptakan agama yang sesuai dengan keinginannya sendiri. Hai saudara, semua keterangan ini agak berat untuk diterimanya, bukan? Berdoalah sejenak, ucapkanlah terima kasih kepada Yesus yang telah memindahkan saudara keluar dari lumpur kecemaran yang sama dengan orang-orang berdosa yang lain itu. Sungguh hidup baru dalam Yesus itu ringan, tetapi tidak ringan bagi Yesus -- Ia harus disiksa untuk melepaskan saudara dari siksaan yang seharusnya ditanggung oleh saudara.
3.   Ladang Sudah Menguning.
Yohanes 4:35, “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.”            
4.   Perintah Allah Langsung .
Matius 28:18-20, “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah  diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
5.  Status Orang Percaya.
a.  Sebagai ‘Garam dan Terang Dunia’ (Mat. 5:13-16)
b.  Sebagai ‘Saksi’ (Kis. 1:8; 1Ptr. 2:9).  Merupakan suatu keharusan bagi seorang ‘Saksi’ untuk bersaksi.  1Korintus 9:16, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”
Tulisan diatas bukanlah apa yang penulis katakan, tapi apa yang Allah katakan lewat Firman. Jika kita menentang dan mengangap bahwa ini menjadi sebuah hal yang tidak penting, itu artinya kita menentang Allah dan tidak menghiraukan apa yang Allah katakan. Jika kita berkata Yesus sungguh sangat baik, rela mati untuk gantikan aku sebagai tebusan atas dosa dan pelanggaranku, sekarang Yesus berkata kepada kita “Adakah jiwa yang engakau bawa bagiKu?” Apakah jawab kita? Kekristen saat ini menjadi sebauh kekristenan monument dan organisatoris jika kita tidak pergi… Pergi untuk cari jiwa dan bawa bagi Dia. Sudah berapa lama engkau menjadi orang Kristen yang percaya kepada Kristus? Bagaimana dengan keselamatan keluargamu, pasanganmu, orang-orang disekitarmu? Jika engkau mengasihinya beritakanlah Injil padanya, anggaplah setiap hari yang ada menjadi hari terkahir engkau bisa berbakti kepada Allah.
Saya secara pribadi berharap ada kebangunan penginjilan pada zaman ini secara khusus kita kaum pemuda, sehingga orang Kristen yang telah menerima Tuhan sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi dan percaya kepadaNya dapat menjadi saksi Tuhan dengan melintasi berbagai kota, provinsi, dan suku bangsa kita. Kapankah Orang Kristen di Toraja mengirim penginjil ke Minangkabau? Orang Kristen di Tapanuli mengirim penginjil ke Aceh? Orang Kristen di Jawa mengirim penginjil ke Irian? Orang Kristen di Minahasa mengirim penginjil ke pulau-pulau yang terpenjil? Kapankah aank-anak Tuhan di Indonesia pergi Ke Afrika, Australia, Amerika Latin atau benua-benua lain untuk menjadi saksi bagi Kristus? Sejak gereja berdiri di Indonesia sampai sekarang, kita terus bicara tentang ayat-ayat penginjilan, tapi sepertinya ayat-ayat itu belum berarti apa-apa bagi gerejaNya. Sekali lagi “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Inilah Amanat Agung Tuhan Yesus bagi kita semua. Selamat menjadi saksi Kristus dan membawa jiwa bagiNya.

Leonardo Silalahi (Pemuda HKBP Lubuk Baja Pos Muka Kuning)

Purpose Driven Life

“THE PURPOSE DRIVEN LIFE”





Shalom… dan sampai jumpa kembali sahabat Be-Fresh di Edisi ke 165. Edisi kali ini menjadi edisi yang special bagi sahabat Be-Fresh sekalian, mengapa? Karena thema edisi kali ini menjadi salah satu edisi yang khusus disusun dan disajikan oleh penulis untuk mengupas satu thema sentral yang sering menjadi penyebab manusia yang sejatinya adalah ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambar dan peta teladan Allah (Kej 1:26a) kesulitan di dalam mencari dan menemukan makna hidup atau tujuan hidup.

Pengertian THE PURPOSE DRIVEN LIFE
Arti The Purpose Driven Life adalah sebuah kehidupan yang didorong oleh tujuan. Mengapa hal ini sangat penting, karena tujuan yang benar akan membuat hidup ini lebih berarti, sebaliknya tujuan yang salah akan membuat kehidupan kehilangan artinya bahkan lebih ekstrim lagi, jika sesorang tidak menemukan tujuan hidupnya, sebenarnya dia hidup melacurkan dirinya dengan dunia ini.

Kembali Kepada Titik Awal
Fakta yang mengejutkanpun dijumpai ketika banyak selama ribuan tahun bahkan sampai saat ini dibigungkan oleh apa yang namanya tujuan hidup. Mengapa hal ini terjadi?  Tak lain karena kita pada umumnya memulai dengan titik awal yang keliru, yaitu diri kita sendiri. Kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada diri sendiri seperti: Ingin menjadi apakah aku kelak? Apa yang sebaiknya aku lakukan dengan hidupku? Apakah sasaran-sasaranku, ambisi-ambisiku, impian-impianku untuk masa depanku? Memusatkan perhatian pada diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita.
Kita perlu kembali kepada satu sejarah yang sudah Allah kita kerjakan bagi kita pribadi lepas pribadi, mari kembali kepada titik awal. Bukan anda yang menciptakan diri anda, jadi anda tidak tahu sama sekali untuk apa anda diciptakan di dunia ini. Hanya penciptanya saja yang bisa memberi tahu tujuannya. Karena itu kita harus kembali pada awal terjadinya segala sesuatu. Kembali kepada Allah yang maha kuasa. Kepada Alkitab yang adalah Allah yang benar dan hidup.
Kita dilahirkan oleh dan bagi rencana Tuhan (maksud dan tujuanNya). Kita ada hanya karena Tuhan menghendaki kita ada. Hidup adalah tentang membiarkan Tuhan memakai kita untuk rencana-rencanaNya. Menjadi orang yang sukses dan memenuhi tujuan hidup merupakan dua hal yang sama sekali berbeda. Untuk menentukan tujuan hidup kita, kita jangan melihat pada dunia, melainkan pada Firman Tuhan saja. Tuhan telah memikirkan kita sebelum kita pernah memikirkanNya (Efesus 1:4-5). Tujuan hidup kita jauh lebih besar dan menyangkut alam semesta yang telah Tuhan rancangkan bagi kekekalan. (Efesus 1:10-11). Tanpa Tuhan, hidup tidak masuk akal (Tidak bermakna).
Gambaran kita mengenai kehidupan kita sendiri secara sadar ataupun tidak sadar mempengaruhi keseharian kita. Kita menunjukkannya melalui pakaian, perhiasan, mobil, potongan rambut, tempelan stiker di mobil, bahkan tato. Pandangan mengenai kehidupan ini menentukan harapan-harapan, sasaran-sasaran, dan prioritas hidup kita. Contohnya, jika kita menganggap kehidupan adalah sebuah pesta, maka nilai utama di dalam kehidupan ini adalah bersenang-senang. Jika anda melihat kehidupan sebagai suatu perlombaan, anda akan menghargai kecepatan dan mungkin akan seringkali berada dalam ketergesa-gesaan. Jika anda melihat kehidupan sebagai suatu pertandingan lari, maka anda akan menghargai ketekunan. Jika anda memandang kehidupan sebagai peperangan atau permainan, menang akan menjadi sangat penting bagi anda.
Bagaimana pandangan anda tentang kehidupan? Anda mungkin mendasarkan kehidupan ini pada suatu metafora kehidupan yang keliru. Untuk memperbaiki, mengembalikan kehidupan ini ke arah yang benar, tidak lain dan tidak bukan adalah kembali kepada pengenalan akan Allah yang benar. Semoga kebenaran ini menolong sahabat pembaca untuk berhenti sejenak kembali merenungkan apa yang sudah kita kerjakan apakah Allah yang menjadi CENTER dari semua tujuan kita, atau malah DIRI SENDIRI yang menjadi CENTER-nya. Ambillah waktu untuk memikirkan dan mengumulkannya di dalam Doa, Firman dan Kekudusan hidup.

Transformasi THE PURPOSE DRIVEN LIFE Of Simon Petrus (Lukas 5:1-11)
          Lukas 5:1-11 menjadi satu bagian perjalanan yang penting bagi Simon Petrus didalam pemanggilannya oleh Yesus untuk melayani bersama. Saya akan mulai paparkan dari ayat 4, dimana Yesus memberi sebuah perintah untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala, Sebuah perintah yang susah untuk dikerjakan, mengapa karena Simon Petrus adalah penjala yang handal atau bisa dibilang penjala yang sudah professional karena itulah mata pencahariannya pada saat itu. Pada nats tersebut Simon Petrus dan teman-temannya juga sudah menjala sepanjang malam dan kita bisa ketahui bersama-sama bahwa dia tidak menangkap apa-apa (ayat 5a). Dengan keraguannya tapi dia berusaha untuk tetap taat (ayat 5b). Simon Petrus dan juga teman-temannya menangkap sejumlah banyak ikan, dan diluar dari apa yang mereka pikirkan, dan melihat hal itu dia pun tersungkur (ayat 8) karena dia sadar dia seorang berdosa. Tapi Allah melihat hati dan kesungguhannya, dan memanggil dia untuk menjadi penjala manusia (ayat 10). Simon Petrus yang semula hanya berpusat kepada diri sendiri, di dalam posesnya juga mengandalkan diri sendiri dan bertujuan hanya untuk diri sendiri, akhirnya semuanya di Transformasi hanya didasari oleh Allah, mengandalkan Allah dan tujuan akhirnya adalah untuk kekekalan.
            Pengenalan akan Allah yang benar dan kesadaran akan Anugerah keselamatan yang dari Allah akan membuat kita mengerti apa yang sebenarnya menjadi Tujuan Hidup kita, Saulus yang sangat benci kepada pengikut Kristus dipanggil secara luar biasa untuk menlayani Allah sebagai tujuan hidupnya dan masih banyak teladan-teladan iman lainnya. Selamat berdiam diri dalam Kristus dan memenuhi tujuan hidup yang telah Tuhan tetapkan sejak semula bagi kita pribadi lepas pribadi.


Tulisan ini disadur dari buku “THE PURPOSE DRIVEN LIFE” Karangan Rick Warren

Salam,
Leonardo Silalahi
Pemuda HKBP Pos Muka Kuning


Metamorphosis





Metamorfosis menjadi satu kata yang dapat mewakili bagaimana proses pertobatan (Lahir Baru) sesorang. Kapan manusia bertobat? Ada yang mengalami pertobatan ketika masih kecil, mungkin karena dilahirkan di dalam keluarga Kristen. Ada  juga yang bertobat dimasa tua, di atas ranjang rumah sakit ketika sudah mendekati ajalnya. Tetapi kebanyakan orang bertobat di saat masa remaja dan masa pemuda, karena pada masa inilah manusia mulai mencari identitas diri dan memikirkan akan hidup mereka.  Celakanya, masa ini juga merupakan masa yang paling terbuka untuk filsafat-filsafat duniawi seperti humanisme, liberalisme, eksistialisme, rasionalisme, relativisme dan lain-lain, sehingga para pemuda dan remaja hidupnya mudah terombang-ambing oleh dunia pemikiran. Sebagai contoh Dunia internet dan gadget yang seharusnya membuat hidup manusia lebih mudah di dalam aspek komunikasi, tapi hal ini justru menyebabkan individualisme yang tinggi yang membawa manusia hidup di dalam utopianya masing-masing di dalam dunia maya. Hal ini mengakibatkan kesempatan para remaja dan pemuda mendengar Injil menjadi sangat kecil.

Pertobatan seorang Kristen sejati hanya bisa dialami oleh Anugerah Penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Konsep penebusan ataupun pertobatan adalah mutlak pekerjaan Kristus, kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik dan amal ibadah kita. Sejak manusia jatuh kedalam dosa pada Kejadian pasal 3, kita melihat bahwa manusia terpisah dari Allah, dan manusia itu bersembunyi. Apakah manusia mencari Allah? Tidak. Allah justru yang mencari manusia, Allah bahkan menegaskan kembali akan rencana keselamatan yang Dia akan genapi melalui Yesus Kristus. Dan bulan-bulan ini menjadi bulan yang kembali menjadi pengingat bagi kita bahwa keselamatan itu telah digenapi bagi setiap kita yang percaya dan mengimaninya. Apakah anda sudah mengalami keselamatan yang dari padaNya?
ambillah waktu untuk merenungkan dan mengingat kapan anda menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi anda, Jika belum, jangan berkecil hati, karena inilah saatnya ada mengimani apa yang tertulis di Roma 10:9 “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”
Lalu apa yang menjadi respon kita terhadap keselamatan yang telah kita terima? Pertanyaan ini menarik untuk ditanyakan kembali kepada hati nurani kita, Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi bahwa yang dia kehendaki ialah mengenal yesus dan kuasa kebangkita-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya (Filipi 3:10).
Saya percaya ini jugalah yang menjadi kerinduan kita. Mari memperTuhankan Kristus dalam hidup kita dan mari manjadi pribadi yang tetap tinggal di dalam Dia dan merelakan Dia tinggal di dalam kita (Yohanes 15:5), karena dengan begitulah kita dimampukan dapat berbuah.
Akhir kata, adakah kita memiliki hati yang demikian menghargai apa yang telah Allah kerjakan untuk menebus kita dan mempercayakan tugas untuk terus menjadi serupa dengan dengan Dia serta berbuah? Jika Allah memercayakan tugas yang demikian kepada kita, apakah yang diharapkan dari kita, kecuali bahwa pada akhirnya ditemukan bahwa kita “dapat dipercayai” (1Kor. 4:2)? Karena itu, marilah kita yang mengenal Allah menjawab kepercayaan yang telah diberikan Allah kepada kita dengan kesetiaan. Dan setelah kita selesai mengerjakan pekerjaan kita, biarlah kita boleh mengatakan kepada Allah, “kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan” (Luk. 17:10) dan biarlah kita boleh mendapati-Nya berkata, “...hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21). Semoga cinta kasih dari Allah dari pengharapan di dalam Kristus Yesus itulah yang akan senantiasa memeliharakan dan menghiburkan kita.
  By Leo Silalahi (Seksi Kerohanian NHKBP Pos Mukakuning)