Selasa, 12 Juli 2016

Purpose Driven Life

“THE PURPOSE DRIVEN LIFE”





Shalom… dan sampai jumpa kembali sahabat Be-Fresh di Edisi ke 165. Edisi kali ini menjadi edisi yang special bagi sahabat Be-Fresh sekalian, mengapa? Karena thema edisi kali ini menjadi salah satu edisi yang khusus disusun dan disajikan oleh penulis untuk mengupas satu thema sentral yang sering menjadi penyebab manusia yang sejatinya adalah ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambar dan peta teladan Allah (Kej 1:26a) kesulitan di dalam mencari dan menemukan makna hidup atau tujuan hidup.

Pengertian THE PURPOSE DRIVEN LIFE
Arti The Purpose Driven Life adalah sebuah kehidupan yang didorong oleh tujuan. Mengapa hal ini sangat penting, karena tujuan yang benar akan membuat hidup ini lebih berarti, sebaliknya tujuan yang salah akan membuat kehidupan kehilangan artinya bahkan lebih ekstrim lagi, jika sesorang tidak menemukan tujuan hidupnya, sebenarnya dia hidup melacurkan dirinya dengan dunia ini.

Kembali Kepada Titik Awal
Fakta yang mengejutkanpun dijumpai ketika banyak selama ribuan tahun bahkan sampai saat ini dibigungkan oleh apa yang namanya tujuan hidup. Mengapa hal ini terjadi?  Tak lain karena kita pada umumnya memulai dengan titik awal yang keliru, yaitu diri kita sendiri. Kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada diri sendiri seperti: Ingin menjadi apakah aku kelak? Apa yang sebaiknya aku lakukan dengan hidupku? Apakah sasaran-sasaranku, ambisi-ambisiku, impian-impianku untuk masa depanku? Memusatkan perhatian pada diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita.
Kita perlu kembali kepada satu sejarah yang sudah Allah kita kerjakan bagi kita pribadi lepas pribadi, mari kembali kepada titik awal. Bukan anda yang menciptakan diri anda, jadi anda tidak tahu sama sekali untuk apa anda diciptakan di dunia ini. Hanya penciptanya saja yang bisa memberi tahu tujuannya. Karena itu kita harus kembali pada awal terjadinya segala sesuatu. Kembali kepada Allah yang maha kuasa. Kepada Alkitab yang adalah Allah yang benar dan hidup.
Kita dilahirkan oleh dan bagi rencana Tuhan (maksud dan tujuanNya). Kita ada hanya karena Tuhan menghendaki kita ada. Hidup adalah tentang membiarkan Tuhan memakai kita untuk rencana-rencanaNya. Menjadi orang yang sukses dan memenuhi tujuan hidup merupakan dua hal yang sama sekali berbeda. Untuk menentukan tujuan hidup kita, kita jangan melihat pada dunia, melainkan pada Firman Tuhan saja. Tuhan telah memikirkan kita sebelum kita pernah memikirkanNya (Efesus 1:4-5). Tujuan hidup kita jauh lebih besar dan menyangkut alam semesta yang telah Tuhan rancangkan bagi kekekalan. (Efesus 1:10-11). Tanpa Tuhan, hidup tidak masuk akal (Tidak bermakna).
Gambaran kita mengenai kehidupan kita sendiri secara sadar ataupun tidak sadar mempengaruhi keseharian kita. Kita menunjukkannya melalui pakaian, perhiasan, mobil, potongan rambut, tempelan stiker di mobil, bahkan tato. Pandangan mengenai kehidupan ini menentukan harapan-harapan, sasaran-sasaran, dan prioritas hidup kita. Contohnya, jika kita menganggap kehidupan adalah sebuah pesta, maka nilai utama di dalam kehidupan ini adalah bersenang-senang. Jika anda melihat kehidupan sebagai suatu perlombaan, anda akan menghargai kecepatan dan mungkin akan seringkali berada dalam ketergesa-gesaan. Jika anda melihat kehidupan sebagai suatu pertandingan lari, maka anda akan menghargai ketekunan. Jika anda memandang kehidupan sebagai peperangan atau permainan, menang akan menjadi sangat penting bagi anda.
Bagaimana pandangan anda tentang kehidupan? Anda mungkin mendasarkan kehidupan ini pada suatu metafora kehidupan yang keliru. Untuk memperbaiki, mengembalikan kehidupan ini ke arah yang benar, tidak lain dan tidak bukan adalah kembali kepada pengenalan akan Allah yang benar. Semoga kebenaran ini menolong sahabat pembaca untuk berhenti sejenak kembali merenungkan apa yang sudah kita kerjakan apakah Allah yang menjadi CENTER dari semua tujuan kita, atau malah DIRI SENDIRI yang menjadi CENTER-nya. Ambillah waktu untuk memikirkan dan mengumulkannya di dalam Doa, Firman dan Kekudusan hidup.

Transformasi THE PURPOSE DRIVEN LIFE Of Simon Petrus (Lukas 5:1-11)
          Lukas 5:1-11 menjadi satu bagian perjalanan yang penting bagi Simon Petrus didalam pemanggilannya oleh Yesus untuk melayani bersama. Saya akan mulai paparkan dari ayat 4, dimana Yesus memberi sebuah perintah untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala, Sebuah perintah yang susah untuk dikerjakan, mengapa karena Simon Petrus adalah penjala yang handal atau bisa dibilang penjala yang sudah professional karena itulah mata pencahariannya pada saat itu. Pada nats tersebut Simon Petrus dan teman-temannya juga sudah menjala sepanjang malam dan kita bisa ketahui bersama-sama bahwa dia tidak menangkap apa-apa (ayat 5a). Dengan keraguannya tapi dia berusaha untuk tetap taat (ayat 5b). Simon Petrus dan juga teman-temannya menangkap sejumlah banyak ikan, dan diluar dari apa yang mereka pikirkan, dan melihat hal itu dia pun tersungkur (ayat 8) karena dia sadar dia seorang berdosa. Tapi Allah melihat hati dan kesungguhannya, dan memanggil dia untuk menjadi penjala manusia (ayat 10). Simon Petrus yang semula hanya berpusat kepada diri sendiri, di dalam posesnya juga mengandalkan diri sendiri dan bertujuan hanya untuk diri sendiri, akhirnya semuanya di Transformasi hanya didasari oleh Allah, mengandalkan Allah dan tujuan akhirnya adalah untuk kekekalan.
            Pengenalan akan Allah yang benar dan kesadaran akan Anugerah keselamatan yang dari Allah akan membuat kita mengerti apa yang sebenarnya menjadi Tujuan Hidup kita, Saulus yang sangat benci kepada pengikut Kristus dipanggil secara luar biasa untuk menlayani Allah sebagai tujuan hidupnya dan masih banyak teladan-teladan iman lainnya. Selamat berdiam diri dalam Kristus dan memenuhi tujuan hidup yang telah Tuhan tetapkan sejak semula bagi kita pribadi lepas pribadi.


Tulisan ini disadur dari buku “THE PURPOSE DRIVEN LIFE” Karangan Rick Warren

Salam,
Leonardo Silalahi
Pemuda HKBP Pos Muka Kuning


Tidak ada komentar:

Posting Komentar