Metamorfosis menjadi satu kata yang dapat mewakili
bagaimana proses pertobatan (Lahir Baru) sesorang. Kapan manusia bertobat? Ada
yang mengalami pertobatan ketika masih kecil, mungkin karena dilahirkan di
dalam keluarga Kristen. Ada juga yang
bertobat dimasa tua, di atas ranjang rumah sakit ketika sudah mendekati
ajalnya. Tetapi kebanyakan orang bertobat di saat masa remaja dan masa pemuda,
karena pada masa inilah manusia mulai mencari identitas diri dan memikirkan
akan hidup mereka. Celakanya, masa ini juga
merupakan masa yang paling terbuka untuk filsafat-filsafat duniawi seperti
humanisme, liberalisme, eksistialisme, rasionalisme, relativisme dan lain-lain,
sehingga para pemuda dan remaja hidupnya mudah terombang-ambing oleh dunia
pemikiran. Sebagai contoh Dunia internet dan gadget yang seharusnya membuat
hidup manusia lebih mudah di dalam aspek komunikasi, tapi hal ini justru
menyebabkan individualisme yang tinggi yang membawa manusia hidup di dalam
utopianya masing-masing di dalam dunia maya. Hal ini mengakibatkan kesempatan
para remaja dan pemuda mendengar Injil menjadi sangat kecil.
Pertobatan seorang Kristen sejati
hanya bisa dialami oleh Anugerah Penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Konsep penebusan ataupun pertobatan adalah mutlak pekerjaan Kristus, kita
diselamatkan bukan karena perbuatan baik dan amal ibadah kita. Sejak manusia
jatuh kedalam dosa pada Kejadian pasal 3, kita melihat bahwa manusia terpisah
dari Allah, dan manusia itu bersembunyi. Apakah manusia mencari Allah? Tidak.
Allah justru yang mencari manusia, Allah bahkan menegaskan kembali akan rencana
keselamatan yang Dia akan genapi melalui Yesus Kristus. Dan bulan-bulan ini
menjadi bulan yang kembali menjadi pengingat bagi kita bahwa keselamatan itu
telah digenapi bagi setiap kita yang percaya dan mengimaninya. Apakah anda
sudah mengalami keselamatan yang dari padaNya?
ambillah waktu untuk merenungkan dan mengingat kapan anda menerima Dia sebagai
Tuhan dan Juru Selamat pribadi anda, Jika belum, jangan berkecil hati, karena
inilah saatnya ada mengimani apa yang tertulis di Roma 10:9 “Sebab jika kamu
mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan”
Lalu apa yang menjadi respon kita
terhadap keselamatan yang telah kita terima? Pertanyaan ini menarik untuk
ditanyakan kembali kepada hati nurani kita, Rasul Paulus menulis surat kepada
jemaat Filipi bahwa yang dia kehendaki ialah mengenal yesus dan kuasa kebangkita-Nya
dan persekutuan dalam penderitaan-Nya (Filipi 3:10).
Saya percaya ini jugalah yang menjadi kerinduan
kita. Mari memperTuhankan Kristus dalam hidup kita dan mari manjadi pribadi
yang tetap tinggal di dalam Dia dan merelakan Dia tinggal di dalam kita
(Yohanes 15:5), karena dengan begitulah kita dimampukan dapat berbuah.
Akhir kata, adakah kita memiliki hati yang demikian
menghargai apa yang telah Allah kerjakan untuk menebus kita dan mempercayakan
tugas untuk terus menjadi serupa dengan dengan Dia serta berbuah? Jika Allah
memercayakan tugas yang demikian kepada kita, apakah yang diharapkan dari kita,
kecuali bahwa pada akhirnya ditemukan bahwa kita “dapat dipercayai” (1Kor.
4:2)? Karena itu, marilah kita yang mengenal Allah menjawab kepercayaan yang
telah diberikan Allah kepada kita dengan kesetiaan. Dan setelah kita selesai
mengerjakan pekerjaan kita, biarlah kita boleh mengatakan kepada Allah, “kami
adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus
lakukan” (Luk. 17:10) dan biarlah kita boleh mendapati-Nya berkata, “...hambaku
yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21). Semoga cinta kasih dari Allah
dari pengharapan di dalam Kristus Yesus itulah yang akan senantiasa
memeliharakan dan menghiburkan kita.
By Leo Silalahi (Seksi Kerohanian NHKBP Pos
Mukakuning)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar