Selasa, 12 Juli 2016

Metamorphosis





Metamorfosis menjadi satu kata yang dapat mewakili bagaimana proses pertobatan (Lahir Baru) sesorang. Kapan manusia bertobat? Ada yang mengalami pertobatan ketika masih kecil, mungkin karena dilahirkan di dalam keluarga Kristen. Ada  juga yang bertobat dimasa tua, di atas ranjang rumah sakit ketika sudah mendekati ajalnya. Tetapi kebanyakan orang bertobat di saat masa remaja dan masa pemuda, karena pada masa inilah manusia mulai mencari identitas diri dan memikirkan akan hidup mereka.  Celakanya, masa ini juga merupakan masa yang paling terbuka untuk filsafat-filsafat duniawi seperti humanisme, liberalisme, eksistialisme, rasionalisme, relativisme dan lain-lain, sehingga para pemuda dan remaja hidupnya mudah terombang-ambing oleh dunia pemikiran. Sebagai contoh Dunia internet dan gadget yang seharusnya membuat hidup manusia lebih mudah di dalam aspek komunikasi, tapi hal ini justru menyebabkan individualisme yang tinggi yang membawa manusia hidup di dalam utopianya masing-masing di dalam dunia maya. Hal ini mengakibatkan kesempatan para remaja dan pemuda mendengar Injil menjadi sangat kecil.

Pertobatan seorang Kristen sejati hanya bisa dialami oleh Anugerah Penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Konsep penebusan ataupun pertobatan adalah mutlak pekerjaan Kristus, kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik dan amal ibadah kita. Sejak manusia jatuh kedalam dosa pada Kejadian pasal 3, kita melihat bahwa manusia terpisah dari Allah, dan manusia itu bersembunyi. Apakah manusia mencari Allah? Tidak. Allah justru yang mencari manusia, Allah bahkan menegaskan kembali akan rencana keselamatan yang Dia akan genapi melalui Yesus Kristus. Dan bulan-bulan ini menjadi bulan yang kembali menjadi pengingat bagi kita bahwa keselamatan itu telah digenapi bagi setiap kita yang percaya dan mengimaninya. Apakah anda sudah mengalami keselamatan yang dari padaNya?
ambillah waktu untuk merenungkan dan mengingat kapan anda menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi anda, Jika belum, jangan berkecil hati, karena inilah saatnya ada mengimani apa yang tertulis di Roma 10:9 “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”
Lalu apa yang menjadi respon kita terhadap keselamatan yang telah kita terima? Pertanyaan ini menarik untuk ditanyakan kembali kepada hati nurani kita, Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi bahwa yang dia kehendaki ialah mengenal yesus dan kuasa kebangkita-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya (Filipi 3:10).
Saya percaya ini jugalah yang menjadi kerinduan kita. Mari memperTuhankan Kristus dalam hidup kita dan mari manjadi pribadi yang tetap tinggal di dalam Dia dan merelakan Dia tinggal di dalam kita (Yohanes 15:5), karena dengan begitulah kita dimampukan dapat berbuah.
Akhir kata, adakah kita memiliki hati yang demikian menghargai apa yang telah Allah kerjakan untuk menebus kita dan mempercayakan tugas untuk terus menjadi serupa dengan dengan Dia serta berbuah? Jika Allah memercayakan tugas yang demikian kepada kita, apakah yang diharapkan dari kita, kecuali bahwa pada akhirnya ditemukan bahwa kita “dapat dipercayai” (1Kor. 4:2)? Karena itu, marilah kita yang mengenal Allah menjawab kepercayaan yang telah diberikan Allah kepada kita dengan kesetiaan. Dan setelah kita selesai mengerjakan pekerjaan kita, biarlah kita boleh mengatakan kepada Allah, “kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan” (Luk. 17:10) dan biarlah kita boleh mendapati-Nya berkata, “...hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21). Semoga cinta kasih dari Allah dari pengharapan di dalam Kristus Yesus itulah yang akan senantiasa memeliharakan dan menghiburkan kita.
  By Leo Silalahi (Seksi Kerohanian NHKBP Pos Mukakuning)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar